Daritempat tinggal tersangka di Jalan Tukad Balian Denpasar Selatan diamankan barang bukti berupa 286 butir extacy dengan berat bersih 92,92 gram dan sebuk berat bersih 106,92 gram, bahan baku pembuat extacy, alat pembuat extacy, dan 3 timbangan elektrik.
Berikutini 8 cara membuat body scrub dengan bahan alami, dirangkum stylecraze pada Kamis (13/8). 1. Kopi, gula dan minyak zaitun. Kopi kaya akan antioksidan yang membantu melawan selulit sedangkan gula dalam campuran ini berfungsi sebagai exfoliator yang membantu menghilangkan kulit mati.
Bahanbahan Pembuatan SHORT PASTRY . 13 Short pastry adalah produk pastry yang setelah proses pemasakan akan terasa crumbly atau mudah hancur di dalam mulut. Produk ini dibuat dengan mencampurkan terigu dan lemak, lalu penambahan cairan seperti air atau telur. Saat lemak dicampurkan ke dalam adonan, pembentukan gluten pada adonan akan terhambat
BahanPembuat Pallet Plastik. By Rajapallet In bahan pembuat pallet, pallet plastik, pallet plastik bekas. Bahan Pembuat Pallet Plastik â selama ini kita mungkin sudah menegnal pallet plastik, bahkan produk ini selalu kita temui setiap hari karena kita jual pallet plastik atau pengguna pallet plastik. Namun, ternya ada yang tidak tahu apa ITU
DXM(juga PCP dan Ketamine) merupakan jenis bahan pengganti/pemalsu/pencampur yg sering ditambahkan ke dalam pil ecstasy yg beredar di pasaran karena bahan ini jauh lebih mudah didapat dan harganya yg lebih murah ketimbang bahan asli dari ecstasy yaitu MDMA (MethyleneDioxyMethAmphetamine).
MewaspadaiBahan Pembuat Kue. Rabu 17 Dec 2008 02:44 WIB. Red: 0. Legitnya kue lebaran akan lebih sempurna jika bahan-bahan pendukungnya adalah bahan-bahan yang halal. Hari raya merupakan hari yang ditunggu-tunggu. Hari kemenangan setelah sebulan penuh melaksanakan puasa Ramadhan, sering menjadi hari istimewa buat berkumpulnya keluarga
. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID hj2zbdOwN7W4LtHbIZ0giSrTYXK3v_XN6iWqDC39qAyOFAscG_4XKQ==
The use of plastic can cause environmental pollution and risk the health of consumers. One of ways to solve this problem is the use of biodegradable packaging food is that edible film. Raw material for preparing edible film can be derived from starch, one of them is Breadfruit starch. Edible film can protect the packaged product of the oxidation process by adding orange skin extract. This research aimed at knowing physical and chemical characteristics of edible film of breadfruit starch with the addition of orange skin extract and the implementation of the source of student learning on Polymer material. Edible film was prepared from breadfruit starch with variation by adding 0, 2, 4 and 6 grs orange skin extract. Physical analysis was tested by using Water Vapor Transmission Rate and chemical analysis was tested by using Water Content and Antioxidant Activity Tests. Research findings showed that along with increasing the composition of orange skin extract, edible film was impairing of water vapor transmission rate, and increasing of water levels and antioxidant activity. Research product appropriateness of preparing edible film of Breadfruit starch with the addition of orange skin extract as the source of student learning on Polymer material was on the category of good Edible Film, Starch, Breadfruit, Extract, Orange Skin Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 65 PEMBUATAN EDIBLE FILM DARI PATI SUKUN DAN EKSTRAK KULIT JERUK SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI POLIMER Memi Rozalina1, Yusbarina2 1Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN SUSKA Riau Email memirozalina 2Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN SUSKA Riau Email yusbarina Abstract The use of plastic can cause environmental pollution and risk the health of consumers. One of ways to solve this problem is the use of biodegradable packaging food is that edible film. Raw material for preparing edible film can be derived from starch, one of them is Breadfruit starch. Edible film can protect the packaged product of the oxidation process by adding orange skin extract. This research aimed at knowing physical and chemical characteristics of edible film of breadfruit starch with the addition of orange skin extract and the implementation of the source of student learning on Polymer material. Edible film was prepared from breadfruit starch with variation by adding 0, 2, 4 and 6 grs orange skin extract. Physical analysis was tested by using Water Vapor Transmission Rate and chemical analysis was tested by using Water Content and Antioxidant Activity Tests. Research findings showed that along with increasing the composition of orange skin extract, edible film was impairing of water vapor transmission rate, and increasing of water levels and antioxidant activity. Research product appropriateness of preparing edible film of Breadfruit starch with the addition of orange skin extract as the source of student learning on Polymer material was on the category of good Keywords Edible Film, Starch, Breadfruit, Extract, Orange Skin 1. PENDAHULUAN Akhir-akhir ini kemasan yang lebih maju modern telah banyak digunakan secara meluas pada produk bahan pangan dan hasil pertanian adalah plastik [1], alasan penggunaannya karena plastik memiliki berbagai keunggulan seperti fleksibel, mudah dibentuk, transparan, tidak mudah pecah dan harganya yang relatif murah [2]. Disamping keunggulan tersebut, polimer plastik juga mempunyai berbagai kelemahan, yaitu tidak tahan panas, dapat mencemari produk sehingga mengandung resiko keamanan dan kesehatan konsumen [1]. Plastik yang berasal dari minyak bumi jumlahnya semakin terbatas dan sifatnya yang tidak mudah didegradasi meskipun telah ditimbun puluhan tahun, akibatnya terjadi penumpukan limbah plastik yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan [3]. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memakai pengemas makanan yang biodegradable yaitu edible film [4]. Edible film merupakan suatu kemasan primer yang ramah lingkungan yang berfungsi untuk mengemas dan melindungi pangan, dan dapat menampakkan produk pangan karena bersifat transparan, serta dapat langsung dimakan bersama produk yang dikemas karena terbuat dari bahan pangan tertentu [5]. Salah satu material yang dapat digunakan sebagai bahan baku adalah material polimer yang berbentuk bentuk pati [6]. Salah satu bahan biopolimer edible film tersebut adalah pati dari sukun. Buah sukun memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Pati yang diperoleh dari sukun menghasilkan 18,5 g/100 g dengan kemurnian 98,86% dan kandungan amilosa 27,68% dan amilopektin 72,32% [7]. Penelitian Weni Setiani menyebutkan bahwa sukun dapat digunakan sebagai bahan pembuatan edible film. Dimana hasil terbaik 66 edible film adalah pada formulasi pati sukun-kitosan 64. Selain berperan sebagai pengemas bahan pangan, edible film juga dapat berfungsi sebagai pembawa senyawa antioksidan [5]. Salah satu sumber antioksidan yang dapat digunakan adalah kulit jeruk. Kulit jeruk manis memiliki IC50 0,564 mg/mL dan kadar fenolik total adalah 277 mg/g GAE dan jumlah flavonoid 777,23 mg/100 g [8]. Edible film selain digunakan sebagai pengemas makanan juga dapat diimplementasikan ke sekolah pada materi polimer. Pada materi ini peserta didik hanya diberi pengetahuan melalui konsep-konsep dan kurang dibahas tentang polimer dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang menyebabkan kurang berminatnya peserta didik terhadap materi kimia polimer sehingga diperlukan suatu sumber belajar yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kimia dan dapat memberikan daya tarik kepada peserta didik dalam mempelajari kimia polimer. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Oktober 2016 di Laboratorium PEM Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Laboratorium HPLC Universitas Negeri Riau, SMK Telkom Pekanbaru dan MA Dar El Hikmah Pekanbaru. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sukun, larutan garam 1%, kulit jeruk, etanol 96%, gliserol, CMC Carboxy Methyl Cellulose, DPPH dalam etanol, aquades dan silica gel. Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu pisau, blender, saringan, ayakan, gelas beaker, neraca analitik, kaca arloji, hot plate, rotary evaporator, magnetic stirer, cetakan plat kaca, termometer, oven, desikator, sonikator, microplate reader. Tahapan penelitian dilakukan dengan tiga tahapan yaitu a. Pembuatan Pati Sukun Sukun dibersihkan, dikupas dan dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam larutan garam selama 1 jam. Senjutnya dihancurkan dan disaring. Kemudian larutan pati yang didapatkan diendapkan selama 12 jam. Jika sudah 12 jam endapan dipisahkan dari air. Endapan pati yang didapat kemudian dikeringkan didalam oven dengan suhu ± 40oC. Kemudian pati sukun yang sudah kering dihaluskan dan diayak dengan ayakan 140 mehs sehingga didapatkan butiran pati sukun yang halus [10]. b. Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk Kulit jeruk manis yang sudah dicuci bersih, diiris kecilâkecil, kemudian dikering anginkan selama tiga hari. Selanjutnya kulit jeruk yang sudah mengering dihaluskan dengan blender dan diayak sehingga dihasilkan serbuk halus kulit jeruk [11]. Selanjutnya serbuk kulit jeruk diekstraksi dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96% selama 24 jam [12]. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam sonikator untuk dilakukan proses sonikasi selama 1 jam dengan gelombang 40 Khz pada suhu ruang 28oC [13]. Setelah itu, dilakukan penyaringan menggunakan kapas hingga didapatkan filtrat kemudian diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator pada suhu 50oC [11]. c. Pembuatan Edible Film Larutan film dibuat dengan campuran 5 g pati sukun dan 2 mL gliserol dengan aquades sebanyak 100 mL didalam 4 buah gelas beaker. Larutan tersebut kemudian dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan magnetik stirrer selama 45 menit hingga mencapai suhu gelatinisasi [7]. Suhu gelatinisasi pati sukun adalah 70-75oC [10]. Kemudian ditambahkan CMC dengan konsentrasi 0,25g. Kemudian 67 larutan tetap dipanaskan sambil diaduk selama 10 menit. Suspensi dalam gelas beaker didinginkan sampai suhu ruang. Kemudian ditambahkan ekstrak kulit jeruk dengan variasi berat 0, 2, 4 dan 6 g, kemudian diaduk kembali pada hot plate stirrer. Suspensi sebanyak 30 mL dicetak diatas plat kaca. Pengeringan dilakukan pada suhu 45oC selama 15 jam. Kemudian edible film didinginkan pada suhu ruang 25oC selama 30 menit [5]. Prosedur analisis terdiri dari a. Analisis Fisik Laju transmisi Uap Air Edible film dari Pati Sukun dengan Penambahan Ekstrak Kulit Jeruk Edible film dipotong berdiameter ± 5 cm dan diletakkan diantara dua wadah [14]. Wadah 1 berisi 15 mL aquades dan ditempatkan di wadah 2 yang berisi silica gel. Lalu disimpan pada suhu 25oC. Pengukuran dilakukan setelah penyimpanan selama 24 jam dan laju transmisi uap air dihitung dengan rumus [9] Laju transmisi Uap Air = Dimana W = perubahan berat edible film setelah 24 jam t = waktu 24 jam A = luas area permukaan film m2 b. Analisis Kimia Edible film dari Pati Sukun dengan Penambahan Ekstrak Kulit Jeruk 1 Analisis Kadar Air Sampel ditimbang sebanyak 1 g dalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 3 jam. Selanjutnya sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar air dihitung dengan rumus [5] Kadar air = x100% 2 Analisis Aktivitas Antioksidan Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan Microplate reader two fold delution dengan metode DPPH 1,1-diphenyl-2-picryl hydrazil. Sampel sebanyak 1 g dalam 10 mL MeOH dalam hal ini konsentrasi sampel 100 mg/ mL. Baris A dimasukkan sampel sebanyak 100 ”L. Sebanyak 50 ”L MeOH dimasukkan pada masing-masing sumur pada baris B-F. Baris A dipipet sebanyak 50 ”L dan dimasukkan ke baris B, baris B dipipet 50 ”L dimasukkan ke baris C dan dilakukan sampai baris F, baris F dipipet 50 ”L lalu dibuang sehingga diperoleh konsentrasi 100, 50, 25, dan mg/mL. Sedangkan pada baris G-H diisi dengan MeOH 50 ”L. Khusus pada baris H diisi hanya sumur 1-6. Baris A-G ditambahkan DPPH sebanyak 80 ”L dengan konsentrasi 80 ”g/ mL, kemudian diinkubasi selama 30 menit. Aktivitas penangkapan radikal diukur dengan Microplate reader dan olah data. Nilai % inhibisi dihitung dengan rumus [15] % Hambatan x 100% Keterangan Akontrol =Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel 3 Penilaian Produk Penelitian di Sekolah Dokumentasi penelitian dibuat sebagai sumber belajar dalam materi polimer. Selanjutnya produk penelitian yang telah dibuat akan dinilai oleh guru-guru kimia di SMK Telkom Pekanbaru dan MA Dar El Hikmah Pekanbaru dalam bentuk angket. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif dan 68 persentasenya digunakan rumus sebagai berikut [17] P = x 100% Keterangan F frekuensi yang sedang dicari presentasenya N jumlah frekuensi/ banyaknya individu P angka persentase 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pembuatan Pati Sukun Buah sukun adalah buah sukun yang sudah tua, dikarenakan kandungan karbohidratnya yang tinggi yaitu 28,20 g/100 g bahan [18]. Buah sukun yang telah dipotong direndam didalam larutan air garam 1% bertujuan untuk mengurangi pencoklatan. Buah sukun termasuk dalam buah-buahan yang mudah mengalami pencoklatan. Maka dari itu, perlu adanya perlakuan khusus terhadap buah ini untuk mempertahankan nilai gizi yang ada didalamnya [19]. Kemudian buah sukun dihancurkan dan disaring untuk memisahkan ampas buah sukun dan larutan pati. Larutan pati diendapkan selama 12 jam sampai lapisan air dan patinya memisah. Kemudian pati di keringkan pada suhu ± 40oC. Selanjutnya diayak untuk mendapatkan butiran pati sukun berwarna putih yang halus. b. Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk Kulit jeruk yang digunakan adalah kulit jeruk manis yang masih segar. Kulit jeruk yang telah bersih dipotong kecil-kecil dan dikeringanginkan selama tiga hari. Pengeringan dilakukan bertujuan untuk mendapatkan sampel yang tidak mudah rusak oleh adanya pertumbuhan jamur sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama [16]. Selanjutnya kulit jeruk yang sudah dihaluskan dan diayak untuk memperoleh serbuk yang homogen dan untuk mempermudah proses penarikan zat aktif pada saat ekstraksi. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi selama 24 jam menggunakan pelarut etanol 96%. Proses ekstraksi dapat dihentikan ketika tercapai keseimbangan antara konsentrasi metabolit dalam ekstrak dan dalam bahan tanaman [16]. Kemudian sampel disonikasi selama 1 jam. Sonikasi dapat meningkatkan permeabilitas dinding sel dan menghasilkan kavitasi sehingga pelarut mudah berdifusi ke dalam sel tumbuhan[20]. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan filtrat yang didapat diuapkan pelarutnya dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50oC untuk menghasilkan ekstrak kulit jeruk yang kental. c. Pembuatan Edible Film Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan edible film ini adalah pati sukun. Pati sukun memiliki kadar amilosa tinggi sekitar 27,68% [7]. Sehingga menghasilkan film yang lebih kuat dari pati yang mengandung lebih sedikit amilosa [21]. Namun penggunaan bahan tunggal masih memiliki kekurangan diantaranya adalah sifat rapuh dan kaku. Oleh karena itu perlu ditambahkan bahan tambahan yaitu plasticizer yang berfungsi untuk menambah sifat elastisitas. Salah satu jenis plasticizer yang banyak digunakan adalah gliserol [5]. Kemudian bahan tersebut dilarutkan dengan aquades. Selanjutnya dipanaskan dan diaduk menggunakan hot plate stirrer selama ± 30 menit hingga mencapai suhu gelatinisasi pada suhu 73 oC. Gelatinisasi adalah perubahan yang terjadi pada granula pada waktu mengalami kenaikan suhu yang luar biasa dan tidak dapat kembali ke bentuk semula. Suhu gelatinisasi adalah suhu pada saat granula pati pecah [22]. Kemudian ditambahkan CMC yang dapat mengikat air yang berperan dalam 69 pembentukan gel [23]. Setelah itu dicetak di atas plat kaca. Sedangkan pada larutan edible film yang lain ditambahkan ekstrak kulit jeruk yang berfungsi sebagai pembawa senyawa antioksidan karena mengandung senyawa fenolik dan vitamin C. Keberadaan asam akan menyebabkan terjadinya hidrolisis molekul amilosa dan amilopektin menjadi rantai yang lebih pendek. Hal ini dapat menyebabkan pati menurun kemampuan gelatinisasi [24], sehingga perlu penambahan CMC. Kemudian di keringkan didalam oven suhu 45oC selama 15 jam. Gambar 1. Edible film dari pati sukun dengan variasi penambahan ekstrak kulit jeruk Edible film yang dihasilkan transparan dan semakin banyak ekstrak kulit jeruk yang ditambahkan maka akan memekatkan warna kuning yang dihasilkan oleh edible film. d. Analisis Fisik Laju transmisi Uap Air Edible film dari Pati Sukun dengan Penambahan Ekstrak Kulit Jeruk Hasil analisis laju transmisi uap air pada edible film dapat di lihat pada gambar 2. Gambar 2. Hasil analisis laju transmisi uap air pada edible film Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan ekstrak kulit jeruk akan menurunkan nilai laju transmisi uap air edible film. Hal ini dikarenakan semakin banyak penambahan ekstrak kulit jeruk akan meningkatkan total padatan sehingga terbentuk edible film yang tebal. Peningkatan jumlah padatan, akan memperkecil rongga dalam gel. Semakin tebal dan rapat matriks film dapat mengurangi laju transmisi uap air karena sulit untuk ditembus uap air [21]. Edible film yang mempunyai nilai laju transmisi uap air yang kecil cocok digunakan untuk mengemas produk yang mempunyai kelembapan yang tinggi [14]. e. Analisis Kimia Edible film dari Pati Sukun dengan Penambahan Ekstrak Kulit Jeruk 1 Analisis Kadar Air Hasil analisis kadar air pada edible film dapat di lihat pada gambar 3. Gambar 3. Hasil analisis kadar air pada edible film Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan ekstrak kulit jeruk akan menaikkan kadar air edible film. Kulit jeruk manis memiliki kadar fenolik total adalah 277 mg/g GAE [8]. Fenol yang terkandung pada ekstrak dapat membentuk ikatan hidrogen dalam air, sehingga semakin banyak ekstrak yang ditambahkan maka akan menyebabkan ikatan hidrogen Tanpa ekstrak kulit jeruk Tanpa ekstrak kulit jeruk 70 bertambah sehingga kadar air akan meningkat [25]. Kadar air yang kecil akan memperpanjang masa simpan bahan makanan, karena dapat menghambat aktivitas mikroorganisme [26]. 2 Analisis Aktivitas Antioksidan Aktivitas antioksidan diukur menggunakan metode DPPH. Kuat tidaknya antioksidan dapat dilihat dari IC50. Semakin kecil nilai IC50 berarti semakin tinggi aktvitas antioksidan [27]. Hasil analisis aktivitas antioksidan pada edible film dapat di lihat pada gambar 4. Gambar 4. Hasil analisis aktivitas antioksidan pada edible film Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan ekstrak kulit jeruk akan menaikkan aktivitas antioksidan edible film. Hal ini dikarenakan ekstrak kulit jeruk mengandung senyawa antioksidan berupa vitamin C asam askorbat dan senyawa fenolik. Asam askorbat digolongkan sebagai agen pereduksi karena efektif dalam melawan agen oksidasi [28]. Sedangkan senyawa fenol mempunyai mekanisme penangkapan radikal bebas [21]. f. Penilaian Produk Penelitian di Sekolah Penilaian kelayakan produk penelitian sebagai sumber belajar pada materi polimer dilakukan dalam bentuk angket. Indikator penilaian berupa kesesuaian isi produk penelitian pembuatan edible film dari pati sukun dengan penambahan ekstrak kulit jeruk dengan materi polimer sebagai sumber belajar dan peranannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil rekapitulasi data angket pada Tabel 1, didapatkan persentase 88,33% tergolong sangat baik digunakan untuk sumber belajar pada materi polimer. Tabel 1. Analisis Hasil Jawaban Penilaian Produk Penelitian Sebagai Sumber Belajar oleh Guru Kimia Kesesuaian produk penelitian terhadap tujuan pembelajaran Kemampuan produk penelitian untuk meningkatkan atau memelihara minat siswa/I terhadap materi yang diajarkan Aplikasi produk penelitian dalam kehidupan sehari-hari Tanpa ekstrak kulit jeruk 71 4. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya ekstrak kulit jeruk maka edible film mengalami penurunan nilai laju transmisi uap air, peningkatan kadar air dan peningkatan aktivitas antioksidan. Kelayakan produk penelitian pembuatan edible film sebagai sumber belajar pada materi polimer sebesar 88,33% yang dikategorikan sangat baik sebagai sumber belajar dalam materi polimer. 5. REFERENSI [1] Sari, T. I., Hotman, P. M., Fery, P., âPembuatan Edible Film dari Kolang Kalingâ, In Jurnal Teknik Kimia, Vol. 15, No. 4, pp. 28-30, Desembar, 2008. [2] Prasetyaningrum, A., Nur, R., Deti, N. K., Fransiska, D. âKarakterisasi Bioactive Edible Film dari Komposit Alginat dan Lilin Lebah sebagai Bahan Pengemas Makanan Biodegrdableâ, In Seminar Rekayasa Kimia dan Proses, Semarang, Indonesia, 2010, pp. 1. [3] Setiani, W., Tety, S., Lena, R., âPreparasi dan Karakterisasi Edible Film dari Poliblend Pati Sukun-Kitosanâ, In Jurnal Valensi, Vol. 3, No. 2, ISSN 1978-8193, pp. 100-108, November, 2013. [4] Sinaga, L. L., Melisa, S. R. S., Mersi, S. S., âKarakteristik Edible Film dari Ekstrak Kacang Kedelai dengan Penambahan Tepung Tapioka dan Gliserol sebagai Bahan Pengemas Makananâ, In Jurnal Teknik Kimia, Vol. 2, No. 4, pp. 12, 2013. [5] Huri, D., Fithri, C. N., âPengaruh Konsentrasi Gliserol dan Ekstrak Ampas Kulit Apel terhadap Karakteristik Fisik dan Kimia Edible Filmâ, In Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 2, No. 4, pp. 30-32, Oktober, 2014. [6] Pradipta, I. M. D., Lizda. J. M., âPembuatan dan Karakterisasi Polimer Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Glukomanan Umbi Porangâ, In Jurnal Sains dan Seni Pomits, Vol. 1, No. 1, pp. 1, 2012. [7] Marpongahtun, Cut Fatimah Zuhra, âPhysical-Mechanical Properties and Microstructure of Breadfruit Starch Edible Films with Various Plasticizerâ, In Jurnal Eksakta, Vol. 13, No. 1-2, pp. 56-58, Agustus, 2013. [8] Muhtadi. Anggita, L. H., Andi, S., Tanti, A. S., Haryoto, âPengujian Daya Antioksidan dari Beberapa Ekstrak Kulit Buah Asli Indonesia dengan Metode FTCâ, In Simposium Nasional RAPI XIII, Surakarta, Indonesia, 2014, pp. 50. [9] Afriyah, Y., Widya, D. R. P., Sudarma, D. W., âPenambahan Aloe vera L. dengan Tepung Sukun Artocarpus communis dan Gayong Canna edulis Ker. terhadap Karakteristik Edible Filmâ , In Jurnal Pangan dan Argoindustri, Vol. 3, No. 4, pp. 1315-13117, September, 2015. [10] Triwarsita, W. S. A., Windi, A., Dimas, R. A. M., âPengaruh Penggunaan Edible Coating Pati Sukun Artocarpus Altilis dengan Variasi Konsentrasi Gliserol sebagai Plasticizer terhadap Kualitas Jenang Dodol Selama Penyimpananâ, In Jurnal Teknosains Pangan, Vol. 2, No. 1, ISSN 2302-0733, pp. 125-126, Januari, 2013. [11] Friatna, E. R., Achmad, R., Tanti, H., âUji Aktivitas Antioksidan pada Kulit Jeruk Manis Citrus sinensis sebagai Alternatif Bahan Pembuatan Masker Wajahâ, pp. 5-6, Agustus, 2011. [12] Kartikaningtyas, A. T., Prayitno, Sri, P. L., âPengaruh Aplikasi Gel Ekstrak Kulit Citrus sinensis terhadap Epitelisasi pada Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Sprague Dawleyâ, In Jurnal Maj Ked Gi Ind, Vol. 1, No. 1, ISSN 2460-0164, pp. 87, Juni, 2015. [13] Firdiyani, F., Tri, W. A., Widodo, F. M., âEkstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami Spirulina platensis Segar dengan Pelarut yang Berbedaâ, In Jurnal JPHPI, Vol. 18, No. 1, DOI pp. 30, April, 2015. 72 [14] Amaliya, R. R., Widya, D. R. P., âKarakteristik Edible Film dari Pati Jagung dengan Penambahan Filtrat Kunyit Putih sebagai Antibakteriâ, In Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 2, No. 3, pp. 46-48, Juli, 2014. [15] M. Almurdani, âEksplorasi Senyawa Antioksidan, Antimikrobial dan Toksisitas dari Akar Tanaman Bayam Berduri Amaranthus spinosusâ, J. K, Tesis Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia, 2013. [16] Erawati, âUji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Garciniadaedalanthera Pierre dengan Metode DPPH 1,1-Difenil Pikrilhidrazil dan Identifikasi Golongan Senyawa Kimia dari Fraksi Paling Aktifâ, J. F, Skripsi Universitas Indonesia, Depok, Indonesia, 2012. [17] Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta Raja Grafindo Persada, 2006, pp. 43. [18] Hendri, L. Marlina, Liferdi, âDiversifikasi Pangan dan Gizi dengan Alpukat, Pisang dan Sukunâ, In Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara, Solok, Indonesia, 2010, pp. 298-299. [19] Sutikno, âPengaruh Pemblansiran Irisan Buah Sukun Artocarpus communis Terhadap Pencoklatan dan Kadar Pati sebagai Alternatif Sumber Belajar Kimia SMA Kelas XIIâ, J. P. K, Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia, 2008. [20] Kartini, Fitria Dwi, âPengaruh Perbedaan Pelarut Ekstraksi Terhadap Kadar Genistein dan Aktivitas Hambatan Tirosinase Edamame Glycine max In Vitroâ, J. F, Skripsi Universitas Jember, Jember, 2015. [21] Kusumawati, D. H., Widya, D. R. P., âKarakteristik Fisik dan Kimia Edible Film Pati Jagung yang Diinkorporasi dengan Perasan Temu Hitamâ, In Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 1, No. 1, pp. 91-94, Oktober, 2013. [22] Coniwanti, P., Linda, L., Mardiyah, R. A., âPembuatan Film Plastik Biodegredabel dari Pati Jagung dengan Penambahan Kitosan dan Pemplastis Gliserolâ, In Jurnal Teknik Kimia, Vol. 20, No. 4, pp. 24, Desember, 2014. [23] Herawan, Cindy Dwi., âSintesis dan Karakteristik Edible Film dari Pati Kulit Pisang dengan Penambahan Lilin Lebah Beeswaxâ, J. K, Skripsi Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia, 2015. [24] Kusnandar, Feri, âKarbohidratâ, Kimia Pangan Komponen Makro, Jakarta Dian Rakyat, 2011, pp. 105-125. [25] Ilah, Fina Mahabbatul, âPengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Salam Eugenia polyantha dan Daun Beluntas Pluchea indicaless terhadap Sifat Fisik, Aktivitas Antibakteri dan Aktivitas Antioksidan pada Edible Film Berbasis Patiâ, J. B, Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Indonesia, 2015. [26] Hidayah, B. I., Neni, D., Endar, P., Pembuatan Biodegradable Film dari Pati Biji Nangka Artocarpus hetrophyllus dengan Penambahan Kitosanâ, In Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia âKejuanganâ, Purwokerto, Indonedia, 2015, pp. 5. [27] Zuhra, C. F., Juliati, Br. T., Herlince, S., âAktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari Daun Katuk Sauropus androgunus L Merr.â, In Jurnal Biologi Sumatera, Vol. 3, No. 1, ISSN 1907-5537, pp. 7-9, Januari, 2008. [28] Santoso, B., Gatot, P., Rahmad, H. P., âSifat Fisik dan Kimia Edible Film Berantioksidan dan Aplikasinya sebagai Pengemas Primer Lempok Durianâ, In Jurnal Agribisnis dan Industri Pertanian, Vol. 6, No. 1, ISSN 1412-8888, pp. 79, 2005. Yannie Asrie WidantiNurâainiY W WulandariE E K SariModified Cassava Flour Mocaf was expected to replace that of wheat, until presently, its Mocaf application to cake products is still very limited. Local foodstuffs such as arrowroot, breadfruit, and pumpkin are being used as substitutes for Mocaf-based products, to increase nutritional value, functional properties, and improve sensory characteristics. The aim of this study was to make the right formulation of sponge cake products with Mocaf and other substitutes, such as arrowroot, breadfruit, and pumpkin flour. Also, the research design used was a complete factorial randomized type with two factors, namely the ratio of Mocaf to substitute flour 6040, 5050, and 4060, and the types of powdered alternative consisting of arrowroot, breadfruit, and pumpkin flour. Furthermore, the results showed that the most preferable sponge cake panelists were those with the use of 40% Mocaf and 60% arrowroot flour. The nutritional composition of the product was water, ash, protein, fat, and carbohydrate contents by difference. Therefore, the product had the sensory properties of a pale-yellow color, little Mocaf taste, very soft and smooth texture, a small aftertaste, and Fatimah Zuhra MarpongahtunBreadfruit contains starch can be used as raw material of edible film. Research on preparation of edible films using various types of plasticizer xylitol, sorbitol and PEG 400 has been done. The edible films were evaluated of physical-mechanical properties and microstructure. The results of this study indicate that the addition of plasticizer effect on the physical and mechanical characteristics, the edible film thickness, tensile strength and water vapor transmission rate greater using PEG 400 but percent elongation smaller than xylitol and sorbitol. Surface analysis of film was performed using Scanning Electron Microscopy SEM method. Keyword Edible Film; Pati Sukun; Plasticizer; Silitol; Sorbitol ; PEG 400 Muhtadi MuhtadiSenyawa fenolik dan flavonoid sebagai antioksidan dapat mengurangi kecepatan peroksidasi lemak. Kerusakan sel yang dipicu oleh stress oksidatif yang disebabkan oleh peroksidasi lemak karena produksi ROS yang berlebih dapat dicegah oleh antioksidan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kadar fenolik dan flavonoid total serta aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah rambutan, durian, jeruk manis, kelengkeng dan biji kelengkeng. Kadar fenolik total diuji menggunakan metode Folin-Ciocalteu, kadar flavonoid total diuji menggunakan reagen alumunium klorida, dan aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode FTC ferri tiosianat dimana radikal yang terbentuk akan mereduksi ferro menjadi ferri sehingga terjadi kompleks dengan tiosianat yang dibaca pada λmax 484 nm. Hasil penelitian kulit buah rambutan, durian, jeruk manis, kelengkeng dan biji kelengkeng menunjukkan kadar fenolik total ekstrak secara berurutan adalah 373,19, 64,27, 295,57, 252,93 dan 106,97 mg/g GAE gallic acid equivalent. Kadar flavonoid total secara berurutan adalah 12,18, 45,81, 9,28, 8,76 dan 5,17 mg/g QE quercetin equivalent. Potensi persen penghambatan peroksidasi lemak secara berurutan adalah 35,29%, 22,06%, 26,47%, 38,97%, dan 31,62%. Aktivitas antioksidan ekstrak biji kelengkeng, ekstrak kulit buah durian dan kelengkeng memiliki persen penghambatan peroksidasi lemak yang lebih besar daripada vitamin E sebesar 30,88%.Cut Fatimah Zuhra Juliati TariganHerlince SihotangIsolation of flavonoid compound on leaf of katuk Sauropus androgunus L Merr was done by maseration using methanol, then concentrated extract was fractionation with n-hexane. Separation carry out with column chromatography using silica gel adsorbent 60 neutral G of E type and mobile phase n-hexane acetate ethyl 3 7 v/v. The result spectrum UV estimated obtained flavonoid that type of flavanon. Flavonoid obtained was examinated antioxidant test with method of DPPH using visible spectrophotometer at wavelength 515 nm during 0-30 minutes produce decrease of absorbance from each test solution compared with solution control with value of IC50 equal to 80,69 ÎŒg/ml. That is showing the flavonoid have strong antioxidant activity, because IC50 less than 200 ÎŒg/ Aloe vera L. dengan Tepung Sukun Artocarpus communis dan Gayong Canna edulis Ker. terhadap Karakteristik Edible FilmY AfriyahD R P WidyaD W SudarmaAfriyah, Y., Widya, D. R. P., Sudarma, D. W., "Penambahan Aloe vera L. dengan Tepung Sukun Artocarpus communis dan Gayong Canna edulis Ker. terhadap Karakteristik Edible Film", In Jurnal Pangan dan Argoindustri, Vol. 3, No. 4, pp. 1315-13117, September, Penggunaan Edible Coating Pati Sukun Artocarpus Altilis dengan Variasi Konsentrasi Gliserol sebagai Plasticizer terhadap Kualitas Jenang Dodol Selama PenyimpananW S A TriwarsitaA WindiR A M DimasTriwarsita, W. S. A., Windi, A., Dimas, R. A. M., "Pengaruh Penggunaan Edible Coating Pati Sukun Artocarpus Altilis dengan Variasi Konsentrasi Gliserol sebagai Plasticizer terhadap Kualitas Jenang Dodol Selama Penyimpanan", In Jurnal Teknosains Pangan, Vol. 2, No. 1, ISSN 2302-0733, pp. 125-126, Januari, Aktivitas Antioksidan pada Kulit Jeruk Manis Citrus sinensis sebagai Alternatif Bahan Pembuatan Masker WajahE R FriatnaR AchmadH TantiFriatna, E. R., Achmad, R., Tanti, H., "Uji Aktivitas Antioksidan pada Kulit Jeruk Manis Citrus sinensis sebagai Alternatif Bahan Pembuatan Masker Wajah", pp. 5-6, Agustus, Aplikasi Gel Ekstrak Kulit Citrus sinensis terhadap Epitelisasi pada Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Sprague DawleyA T KartikaningtyasPrayitnoP L SriKartikaningtyas, A. T., Prayitno, Sri, P. L., "Pengaruh Aplikasi Gel Ekstrak Kulit Citrus sinensis terhadap Epitelisasi pada Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Sprague Dawley", In Jurnal Maj Ked Gi Ind, Vol. 1, No. 1, ISSN 2460-0164, pp. 87, Juni, Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami Spirulina platensis Segar dengan Pelarut yang BerbedaF FirdiyaniW A TriF M WidodoFirdiyani, F., Tri, W. A., Widodo, F. M., "Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami Spirulina platensis Segar dengan Pelarut yang Berbeda", In Jurnal JPHPI, Vol. 18, No. 1, DOI pp. 30, April, Edible Film dari Pati Jagung dengan Penambahan Filtrat Kunyit Putih sebagai AntibakteriR R AmaliyaD R P WidyaAmaliya, R. R., Widya, D. R. P., "Karakteristik Edible Film dari Pati Jagung dengan Penambahan Filtrat Kunyit Putih sebagai Antibakteri", In Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 2, No. 3, pp. 46-48, Juli, Senyawa Antioksidan, Antimikrobial dan Toksisitas dari Akar Tanaman Bayam Berduri Amaranthus spinosusM AlmurdaniM. Almurdani, "Eksplorasi Senyawa Antioksidan, Antimikrobial dan Toksisitas dari Akar Tanaman Bayam Berduri Amaranthus spinosus", J. K, Tesis Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia, 2013.
Ekstasi semula dibuat oleh Perusahaan Farmasi Merck pada tahun 1912. Aslinya, Ekstasi terdiri dari Methylenediozymethamphetamine MDMA, obat psikoaktif yang memiliki zat stimulan yang sama dengan metamfetamin. Dalam bentuk aslinya, ia dikenal sebagai "MDMA". MDMA digunakan di tahun 1953 oleh tentara Amerika Serikat dalam uji coba perang, dan muncul kembali di 1960-an sebagai obat psikoterapi untuk âmenurunkan inhibisi1â. Baru pada 1970-an MDMA mulai digunakan sebagai narkoba pesta. Di awal 1980-an, MDMA dipromosikan sebagai âzat kimia terbaik untuk pencarian kebahagiaanâ dan ânarkoba wajibâ untuk pesta-pesta akhir pekan. Masih tidak dilarang di tahun 1984, MDMA dijual dengan nama dagang âEkstasi,â tetapi di tahun 1985 dilarang untuk dipergunakan dengan alasan keselamatan. Sejak akhir 1980-an, Ekstasi menjadi istilah âmarketingâ bagi penjual narkoba âjenis Ekstasiâ yang dalam kenyataannya mungkin hanya sangat sedikit atau tidak ada kandungan MDMA-nya. MDMA saja sudah dapat membuat efek yang sangat merusak. Yang dinamakan ekstasi saat ini dapat berupa campuran zat-zat dari LSD, kokain, heroin, amfetamin dan metamfetamin, sampai racun tikus, kafein, obat anti cacing anjing, dll. Terlepas dari logo lucu yang dikenakan oleh para pengedar pada pil-pil itu, inilah yang membuat Ekstasi sangat berbahaya; pengguna tidak benar-benar tahu apa yang dia konsumsi. Bahaya meningkat ketika pengguna meningkatkan dosis untuk mendapatkan high yang setara dengan sebelumnya, tanpa menyadari bahwa dia mungkin mamakai obat yang bahan campurannya sama sekali berbeda. Ekstasi paling sering berbentuk pil tetapi juga dapat disuntikkan dan dipakai dengan cara-cara lain. Ekstasi cair sebenarnya adalah GHB Gamma Hidroksibutirat, penekan sistem sarafâzat yang juga dapat ditemukan di pembersih pipa, pembersih lantai atau pelarut lemak.
ecstasy eks'tÄ-sÄ, Avoid the misspellings ecstacy and The popular name for 304 methylenedioxymethamphetamine. 2. A drug of abuse, used at clubs, raves, and rock concerts. This agent was first synthesized in Germany in the early 1900s and used during World War I to induce soldiers to charge from the line of trenches into the line of fire. It acts acutely to increase energy, provide a sense of camaraderie and attachment, increase sexual desire, and induce euphoria. Besides sexual side effects, produces increased heart rate, chills, seating, dehyration, and various strictly psychiatric symptoms. Dosages not much higher than recreational amounts can be toxic to serotonergic and other neurons. Long-term use associated with changes in serotonergic neurons may predispose an abuser to long-term psychiatric symptoms. 3. Mental exaltation, and/or a rapturous experience. Farlex Partner Medical Dictionary © Farlex 2012ecstasy ÄkâČstÉ-sÄn. pl. ecstasies often Ecstasy Slang American Heritage Medical Dictionary Copyright © 2007, 2004 by Houghton Mifflin Company. Published by Houghton Mifflin Company. All rights Hug drug, love drug Substance abuse An oral designer analogue of amphetamine, a 'schedule I' controlled substance which may be fatal due to heat exhaustion and dehydration, combination with methadone, LSD, opiatesâeg, heroin or Fentanyl, or anestheticsâeg, Ketamine; it is a popular 'recreational' drug of abuse, especially in a dance-partyâsee Raveâsetting; at moderate doses, it causes euphoria, sense of well-being, enhanced mental or emotional clarity; at higher doses, hallucinations, sensations of lightness, depression, paranoid thinking, violent behavior Toxicity Serotonin neurotoxicity, sweating, dilated pupils, blurred vision, tachycardia, arrhythmias, fever, spasticity, hypotension, bronchospasm, acidosis, anorexia, N&V, HTN, faintness, chills, insomnia, convulsions, loss of voluntary muscle control, anxiety, or paranoia. See Designer drugs, 'Ice. ', Rave party. Cf Eve. McGraw-Hill Concise Dictionary of Modern Medicine. © 2002 by The McGraw-Hill Companies, ek'stÄ-sÄ A drug of abuse used especially at clubs and raves; increases energy, heightens sexual urges, and induces euphoria. Even small recreational dosage can lead to hazardous reactions. Medical Dictionary for the Health Professions and Nursing © Farlex 2012ecstasy A popular name for the drug 3,4-methylene dioxymethamphetamine MDMA, a hallucinogenic amphetamine with effects that are a combination of those of LSD and amphetamine amfetamine. Ecstasy is widely used to promote an appropriate state of mind at raveâ all-night dance session, but the combination of strenuous physical exercise and the direct toxic effect of the drug has led to a number of deaths in young people. Such death result from an uncontrolled rise in body temperature hyperthermia, kidney failure, muscle breakdown rhabdomyolysis and sometimes liver failure. Urgent measures to reduce body core temperature can save life. The drug can also precipitate a persistent paranoid PSYCHOSIS. Claims that ecstasy can damage the dopamine system of the brain and cause Parkinson's disease have been Dictionary of Medicine © Robert M. Youngson 2004, 2005ecstasy ek'stÄ-sÄ A drug of abuse, used at clubs, raves, and rock concerts. Medical Dictionary for the Dental Professions © Farlex 2012
â Jajaran Polres Jakarta Barat berhasil membongkar tempat pembuatan pil ekstasi di Perumahan Sentra Pondok Rajeg Blok B2 No 5, Tengah, Cibinong, Kabupaten Bogor Jawa Barat, Sabtu 22/9 dini hari. Bahan pembuatan pil yang mampu membuat teler tersebut berasal dari racikan beberapa bahan, mulai dari methapethamine, ephidrine, kafein, dan posfor. Ekstasi jenis ini dinilai berbahaya karena memuat efek depresan dan halusinogen. "Berdasarkan hasil lab, ekstasi ini lebih berbahaya dari ekstasi lain, karena itu jenis baru yang mempunyai daya rusak yang cukup kuat bagi tubuh pemakai dibandingkan ekstasi lain," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi, di Jakarta Barat, Senin 24/9. Pengungkapan ekstasi jenis baru tersebut, imbuhnya berawal dari penangkapan salah satu tersangka berinisial SI. Dari hasil interogasi, didapati narkotika jenis ekstasi dan sabu di wilayah Grogol, Tanjung Duren, Jakarta Barat. Selanjutnya, petugas pun melakukan penyamaran langsung melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dari aksi penyamaran tersebut, pihaknya berhasil menemui seorang perantara berinisial RS. Setelah itu, mereka diarahkan ke Jalan Grand Depok City, Depok Jawa Barat. Barulah setelah sampai, petugas pun melakukan transaksi langsung dengan pelaku lainnya, berinisial AP. "Petugas langsung menangkap AP bersama barang bukti sebanyak pil ekstasi. Sedangkan dari tangan RS, petugas juga menyita 1 plastik paket sabu seberat 10 gram," terang Hengki. Usai menangkap AP, pihaknya lantas melakukan penggeledahan di rumah tersangka. Dalam penggeledahan rumah AP tersebut, aparat kepolisian berhasil menemukan barang bukti narkotika jenis sabu seberat 158 gram, butir pil ekstasi, satu paket ganja, butir pil eximer, 1 kg bahan baku setengah jadi, 3 mesin alat cetak ekstasi merek TDP-O serta bahan pembuat ekstasi. Perinciannya yakni bahan baku berupa bubuk gram kafein seberat gram, bahan baku berupa bubuk avicel seberat gram, bahan baku berupa bubuk ephedrine seberat 136 gram, bahan baku berupa bubuk key seberat 35 gram, bahan baku berupa bubuk red posfor seberat gram, bahan baku berupa pewarna bubuk seberat 250 gram, 3 botol kecil bahan baku pewarna makanan cair merek kupu-kupu, 3 buah timbangan elektrik, satu buah kalkulator dan tiga unit handpone. "Dari hasil pengungkapan tersebut, kita mengamankan tiga orang tersangka yakni SI, 55, AP, 40, dan RS, 24," tegasnya. Lebih lanjut, Hengki menambahkan dalam produksinya para pelaku memproduksi esktasi 500 butir per hari dan sudah berlangsung selama 1 tahun. Bahan baku pun didapat dari pasar gelap Internasional. Setelah diracik ektasi pun dijual ke jaringan lapas yang ada di Jakarta. Sesuai informasi, AP adalah seorang residivis dengan kasus serupa dan baru bebas 3 bulan yang lalu. Para tersangka akan dijerat Pasal Pasal 113 ayat 2, Sub 114 ayat 2, Sub 112 ayat 2 Jo Pasal 132 ayat 2 UU RI No 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Rolls, Kool Beans, X, XTC, Ectacy Normally a small white pill with a wide variety of symbols engraved on them to indicate the substances included in the pill, called fillers, normally caffeine to keep the person awake, but such symbols as nike's swoosh and mitsubishi are known to contain heroin and/or cocaine. It takes about 20 minutes after taking a pill for the effects to start, and last anywhere from 4 to 8 hours. It takes about 3 days for the traces to leave your system for urine tests. Sweating and dilated pupils are the easiest symptoms to detect while on the pill. It has a very dry, bitter taste, so is normally taken with water. Water should also be taken at a regular interval, every 15 to 30 mins, as you feel dehydrated, and going to the bathroom becomes much more pleasurable. The user feels a love for everyone, and usually falls into either the category of the "chill type", where you just like to relax and cuddle/love/massage with someone, or the "party type", where you still enjoy every touch, but like to move around for most of the night, loving not ruled out. touch, sight, and sound are enhanced, so soft music seems loud, street lights become interesting, and showers are a new sensation. Such tools as vix nasal inhalers blow-ups, glow sticks, and blinking lights, as well as foods such as tangerines are used to enhance the experience. Certain moves, such as going to the floor, where one lays on the floor, gets picked up by the arms, and slowly let down, gives the feeling as if you pass into the floor, it should be noted no matter what carpet your on, it's going to be comfortable. The peak is often refered as "rolling balls", where you having a good time, often refereed as being drunk, but without having to worry about the hang-over. Three-ways are not an uncommon occurance = The come-down often leaves the user with a feeling of slight fatigue having been awake for the last 8 hours, hunger, and thirst. It is recommended to take a 2 to 3 week break between uses as close repeated uses lowers ceretonin levels the chemical that causes happiness.Get the Extacy a small pill that can come in many colors but usually white. They have different logos on them such as hearts, cupids, x, happy faces...etc. There are a few ways to take them. You can chop it up and snort it, but it hurts like a bitch. You can swallow it, which makes it take a little longer to start to feel it. You can chomp it. It taste awful but it starts sooner. Or you can stick it up your bum. Personally, I like to chomp one and swallow another. That way I feel it quick but let the other roll in slow and it's not TOO intense. It takes 20 minutes-1 hour to kick in. The first time I did it I swallowed them and it took about 45 minutes to hit me. It may last from 3 to 9 hours...depending on the amount you've taken and the content of the pill. You get dehydrate very easily, so carry around some water!!! No joke. You need to keep water in your system...very important! You might want to carry some gum on you as well, because you will be grinding your teeth like a son of a bitch. If not, I'm sure your jaw will hurt like hell the next morning and you'll have soars all in your mouth. I don't recommend drinking hard alcohol! A little beer is cool...as long as youâve got that H2O. Yaddada-mean? The "coming up" is usually a little awkward due to uncertainty and nervousness, but once you're "rolling" it's a grand feeling. It usually depends on the content of the drug and the user's state of mind at the time. I recommend taking the drug when your having a great night. You don't want to be in a bad environment. Do it with people you feel most comfortable with. Things to enhance the effects of the drug is Vitamin C, beer not too much, and weed are a few things. Pop a vitamin c pill when you pop the X. Carry around some OJ as well...trust me! Symptoms include grinding your teeth, sweating, dilated peplus, slurred speech, confusion, anxiety, sleep problems and sometimes unable to communicate well. You usually feel happy and want to touch everyone and everything. It enhances sensations. It increases sensitivity to your surroundings. Sounds, colors and emotions can seem much more intense. Often heard from my mouth..."This song's my favorite!" A couple things I recommend Have someone massage you with A LOT of lotion. Have someone pop your back. Take a shower and rub conditioner on yourself. Rub ice on your hands or one your friends hands and have them do it back to you. Kiss someone with ice in your mouth. DANCE to rave music. Have some psychedelic lights on while dancing... or just go to a damn rave! During the come down users can feel tired and depressed for a few days. It's never gone passed one day for me. I do recommend smoking a bowl of weed the next morning though. You'll be a little "E-tarted". This is a very inexpensive drug...and very addicting. You'll fall in love, so be Dre says Extacy's like - "first i do it like this i put a look on my face like i smell some piss bounce to the beat till it starts to hurt then i dust all the smirk off me shirt dip to the ground as i catch the bass then i wipe all the sweat off me face pop back up then i start to slide popping my collar, as i glide then i break the thang down and do the bird dust my self off like i just stole third come on everybody, now's the chance f**k the harlem shake, it's the thizzle dance"Get the Extacy the best fucking drug you can do. Walking or Biking while on e is the best feeling, you feel like you are on cloud nine. Many people think you can die very easily, but chances are low. Make sure to carry a water bottle, and bring a pack of gum as you will be wanting to chew alot. It is great, and although it has practically ruined my life, its the best. Addictive the Extacy a drug wich can cause many many problems.. Those problems soon disapear once you have reached your peak though.. Chances of people dying are not that high. People make them seem that way though.... Yes. you could die from dropping e.. but you could also die from Drinking too much booze smoking too much pot or smoking ciggarrettes everything has reprocussions.. Extacy espesically it is known to many people as.. "The Drug From Hell.." not me thought not any of my friends.. I think.. that it was sent from heaven.. E takes away your problems for a good five to eight hours and allows you to do something alot of people dont usually do.. it allows you to be yourself.. I am not telling you go do extacy I am just saying if you are thinkjing about it and you think that you might die.. well im not going to lie theres a good chance but there is also a good chance that you can walk to school and get hit by a bus.. so all im saying is you only life once soo GO HARD!!!!!!!!!...Timmy.. "I did e last night.. it was the best night of my life.." Jimmy.. "I also did e last night Timmy and I agree.. It was the best night of my life.. I got laid and my pupils got really big!.. my penis shrunk but it was worth it!"Get the Extacy drug that will make you want sit in a pile of people you don't know and lick them. It enhances things like vic vapo rub, most people rub it under their eyes or nose, but some men will rub it on their nut sac. So if you are willing to loose all inhabitions, then hope on the crazy extacy train and buckle the Extacy can make you dance like a lemon. Depletes your ceretonin levels and can leave you depressed for a few days afterward. Try things like banannas and 5HTP supplements with proper inhibitors to prevent ceretonin production in the liver to ease the effects, or if your lucky enough to be Dutch, "After E" available from smart shops. Can dehydrate you too, keep some water handy. And be sure of your source, there can be some nasty chemicals used in the production if the correct chemicals are in short supply. Best to get them before you go clubbing so you can check them the extacy mug.
bahan bahan pembuatan extacy